Proyek Penelitian Baru: Politik dan Masa Depan Pekerjaan (Future of Work) di Negara Berpenghasilan Menengah (PolDigWork).

German Science Foundation (DFG) menyetujui proposal riset yang diajukan Achim Kemmerling yang berjudul “Politik dan Masa Depan Pekerjaan (Future of Work) di Negara Berpenghasilan Menengah (PolDigWork). Bagaimana Harapan dan Ketakutan terhadap Digitalisasi Membentuk Opini tentang Kebijakan Sosial dan Ketenagakerjaan.” Proyek ini mengamati dampak sosial dan politik dari digitalisasi dan otomatisasi pasar tenaga kerja di beberapa negara-negara berpenghasilan menengah. Selama tiga tahun, tim peneliti akan menggunakan pendekatan metode campuran dengan komponen survei asli yang dikombinasikan dengan analisis jaringan sosial serta studi kasus dari Meksiko, Afrika Selatan, dan Indonesia.

Judul Proyek Penelitian: Politik dan Masa Depan Pekerjaan (Future of Work) di Negara Berpenghasilan Menengah (PolDigWork). Bagaimana Harapan dan Ketakutan terhadap Digitalisasi Membentuk Opini tentang Kebijakan Sosial dan Ketenagakerjaan

Ringkasan proyek yang diusulkan:

Masa depan pekerjaan (Future of Work) memiliki implikasi yang sangat besar bagi politik dan kebijakan (utama) negara kesejahteraan, terutama kebijakan sosial dan kebijakan pasar tenaga kerja. Bentuk baru digitalisasi dan otomatisasi membentuk kembali cara masyarakat ‘bekerja’. Inovasi seperti bot dan robot mengubah sifat pekerjaan dan menciptakan jenis pekerjaan baru (seperti kerja gig atau gig work) dan sektor-sektor ekonomi. Mereka juga menghilangkan pekerjaan yang ada, mengotomatisasi tugas-tugas, dan membuat seluruh cabang ekonomi menjadi tidak berguna lagi. Ilmuwan sosial dan politik mulai memahami proses dan hasil transformasi ini di negara-negara industri maju. Namun, kita masih mengetahui relatif sedikit tentang konsekuensi politik dari masa depan pekerjaan di negara-negara berpenghasilan menengah. Apakah ketakutan dan harapan tentang digitalisasi membentuk ulang opini masyarakat dan elit politik tentang kebijakan sosial dan ketenagakerjaan? Dan apakah kedua hal tersebut membuat pembelahan yang ada seperti perbedaan antara sektor formal dan informal menjadi lebih kuat atau bahkan sebaliknya? Dengan menggunakan metode campuran dan analisis studi kasus tersarang dari Meksiko, Afrika Selatan dan Indonesia, riset ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Proyek penelitian ini menggabungkan temuan dari survei-survei sebelumnya dengan eksperimen survei asli di tiga negara tersebut. Temuan-temuan ini kemudian akan dikontraskan dengan hasil dari analisis isi media sosial dan dengan informasi dari wawancara para ahli. Penggunaan pendekatan komparatif dalam proyek ini akan memungkinkan kita untuk memahami bagaimana digitalisasi bekerja dalam masyarakat yang memiliki perbedaan mencolok. Akankah digitalisasi menciptakan jurang pemisah baru, memperkuat perbedaan yang telah ada, atau bahkan menguranginya? Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan sumbangsih terhadap literatur dan teori mengenai pembagian dan pembelahan sosial di negara-negara berpenghasilan menengah. Pertanyaan-pertanyaan di atas dan proses-proses yang mendasarinya lebih sulit untuk diamati di negara-negara seperti Jerman, di mana informalitas kurang menonjol, namun masih memiliki persoalan signifikan dalam menghadapi digitalisasi. Dengan demikian, riset ini akan menghasilkan pemahaman yang mendalam tidak hanya untuk negara-negara/kawasan yang diteliti melainkan juga di luarnya.

Terima kasih kepada Teuku Harza Mauludi atas terjemahannya

Advertisement

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s